Kreatif, Dong!
“Ti, kamu bawa peralatan kerajinan apa aja?” tanya Puput.
“Oh, aku? Aku bawa manik-manik, gunting, lem, hiasan flannel, hiasan glitter, kertas lipat, sama kertas yang dililit. Kamu?” kata Hesti.
“Kalo aku sih, dikit! Manik-manik, lem, gunting, kertas lipat sama gambar guntingan..” jawab Puput pelan.
“Yah.. Entu mah, bagus.. Dikreasiin aja!” ucap Hesti enteng.
Hesti memang anak yang kreatif di kelasnya. Ia pernah mengikuti lomba merangkai benda tingkat nasional. Dan menjadi juara kedua. Ia bernama lengkap Hesti Saraswati.
Puput adalah sahabatnya. Ia sederhana sekali. Masuk sekolahnya saja, dibantu dengan bayaran Hesti. Kasihan, kan? Puput bernama lengkap Puput Sabrina Adintari.
“Kamu, pinter! Nah, aku.. Belum tentu bisa berkreasi!” jawab Puput malu.
“Aku bantu!!!”
“Iyalah..Oke..”
Seketika mereka berdua sedang mengobrol, datanglah Jingga. Dia teman Hesti dan Puput.
“Hai,” sapa Jingga.
“Hai, juga!” jawab Hesti dan Puput berbarengan.
“Em, kamu bawa bahan kertakes apa saja?” tanya Jingga sopan.
“Kalo aku, bawa manik-manik, lem, gunting, hiasan flannel, glitter, kertas yang dililit, sama kertas lipat.. “ jawab Hesti.
“Kalo aku, sih, sederhana.. Cuman lem, gunting, manik-manik, kertas lipat dan gambar guntingan.. Nah, kamu sendiri apa?” kata Puput.
“Aku sama seperti Hesti. Tapi, aku nggak pakai glitter dan hiasan flannel..” jawab Jingga.
“Oh, gitu.. “ kata Hesti dan Puput serempak.
Oh, iya. . Jingga bernama lengkap Jinggawati Sarkha Maika.
Tet… Bel berbunyi, nyaring sekali.
Diwaktu pelajaran Kertakes. . .
“Anak-anak, sudah membawa bahan kertakes?” tanya bu Rustama.
“Sudah, bu!” jawab semua serempak.
“Baiklah.. Sekarang, tugas kalian adalah membuat kerajinan tangan. Nama kerajinan nya adalah botol kreasi. Caranya, kalian akan ibu beri botol plastik. Lalu, kalian harus menutupi botolnya dengan kertas koran atau yang lain. Lalu, rangkailah sebagus-bagusnya dengan hiasan yang kalian bawa! Nanti, yang kreasinya paling bagus, akan ibu beri hadiah..” terang bu Rustama.
“Iya, bu!” jawab semua murid.
“Kerjakan, sekarang!!!” perintah bu Rustama.
Semua sibuk menutup botolnya. Setelah itu, mereka sibuk menghiasnya.
Sesaat Hesti sedang merangkai botolnya, ia melihat Jingga yang kebingungan untuk merangkainya.
“Jingga! Kenapa kamu belum menghias botolnya?” tanya Hesti.
“Ng.. A..Aku Bingung.. Aku kehilangan akal!” jawab Jingga.
“Oh.. Cari akal, dong! Hehehe..” suruh Hesti.
Lalu, Hesti melanjutkan merangkai botolnya. Setelah lama Hesti merangkainya, botol kreasinya hampir jadi. Rangkaiannya bagus sekali. Hesti menengok kepada Jingga.
“Lho! Kok rangkaiannya hampir sama kayak punyaku,” pekik Hesti kaget.
“Ng..Ng..Nggak kok!” bela Jingga.
“Masa?” tanya Puput membela Hesti.
“I..iya!” jawab Jingga.
“Astaghfirullah.. Kapan sih, kamu nggak pernah tiruin aku lagi? Apakah nggak bisa belajar lebih kreatif? Hiks..Hiks..” isak Hesti.
“Udahlah, Ti! Jangan nangis.. Nanti nggak cantik, lho!” hibur Puput.
Lalu, tanpa memedulikan rangkaian Jingga, Hesti melanjutkan merangkai botol kreasinya.
“Em, Hesti.. Maafkan, aku! Aku akan mengubah kreasiku ini!” kata Jingga.
Hesti tidak memedulikannya. Ia sangat kesal kepada Jingga.
Dengan gesit, Jingga mengubah kreasinya. Tapi, botol kreasinya belum selesai. Dan kreasinya berbeda sekali dengan Hesti.
“Anak-anak, selesai tidak selesai.. Harus dikumpulkan..” suruh bu Rustama.
“Belum, bu!” pekik Jingga.
“Selesai tidak selesai!!!” bentak bu Rustama.
“I..iya bu!” kata Jingga menunduk.
Dapet deh balasannya! Makanya jangan suka meniru orang.. kata Hesti dalam hati.
Istirahat pun tiba…
“Ng.. Hesti, aku mau meminta maaf. Karena aku sudah sering menirumu.. “ sesal Jingga.
Hesti tidak berbicara apa-apa.
“Ayo, Put! Kita pergi saja.. Aku tidak mau berdekatan dengan orang yang suka warna JINGGA!!! Apalagi nggak kreatif,” ajak Hesti.
“Iya!” jawab Puput.
Setelah itu, mereka berdua pergi.
“Huh, kenapa, ya? Mereka tidak mau memaafkan ku?” gumam Jingga.
Tiba-tiba datang Astrid dan Gildan kearah Jingga.
“Ada apa, Jing? Kamu kok nggak ke kantin? Biasanya, kan kamu bertiga..” tanya Astrid.
“Iya, kenapa, Jing?” tanya Gildan lagi.
“Eng.. Enggak, kok! Aku enggak kenapa-napa kok!” jawab Jingga gugup.
“Oh, ya sudah kalau begitu.. Kita mau ke kantin, ya,” kata Astrid.
“Iya,” jawab Jingga.
Setelah itu, Astrid dan Gildan pergi ke kantin.
“Gimana, ya? Caranya, biar mereka memaafkan aku?” pikir Jingga.
Teet!!! Bel masuk berbunyi.
Sepulang sekolah. . .
“Ih.. Mana sih, pak Tono? Lama amat!! Loading lama..” gerutu Hesti.
“Kamu kenapa, Hesti?” tanya Jingga.
“Huh!” kata Hesti mengibaskan rambutnya.
“Hesti, plis! Maafkan, aku! Aku berjanji, tidak akan menirumu lagi,” janji Jingga.
“Gak, ah! Ntar, kalo dimaafin, malah suka niruin lagi.. Sono noh! Cari temen yang lain..” tukas Hesti.
“Gak, gak! Aku janji..” kata Jingga sambil mengangkat jari kelingkingnya.
“Gak, ya, gak! Tau nggak, sih?” pekik Hesti marah.
Hesti masih menahan rasa kesalnya. Tiba-tiba, pak Tono datang. Dia lega sekali.
“Alhamdulillah! Dateng juga deh,” ucap Hesti menghela napas.
“Bye, Hesti!” kata Jingga melambaikan tangan.
Hesti pun tak memedulikannya.
Esoknya waktu pelajaran B. Indonesia. . . . . .
“Anak-anak! Sekarang, ibu mau umumkan, hasil kreasi kemarin yang paling bagus!” kata bu Rustama.
Bu Rustama mengajar pelajaran kertakes dan B. Indonesia.
“Yang ketiga, Kiana! Yang kedua, Indah! ….”
“Aku pasti juara!” gumam Hesti yakin.
“Yang pertama, dialah…. Jingga!!!” kata bu Rustama.
“Apa? Alhamdulillah!” syukur Jingga.
“Huh! Kenapa? Hiks… Aku tidak menang? Hiks… Malah Jingga yang menang! Hiks…” isak Hesti.
“Cup! Cup! Cup! Jangan nangis, ya! Sabar aja! Jingga menang karena, dia menirumu!” Puput menghibur.
Sewaktu istirahat tiba, Hesti masih merenung. Dia memikirkan bagaimana caranya agar Jingga bisa kreatif.
“Gimana, ya?” pikir Hesti.
Hesti terus berfikir. Dia menemukan akalnya. Ia mencoba akalnya esok hari. Tapi, tidak bisa juga. Jingga tetap meniru.
Memang, sifat yang ada pada diri kita ini selalu saja melekat. Sifat baik dan buruk, pasti selalu ada pada diri kita. Tidak akan lepas. Sifat kita ini melekat karena diberi lem. Hihihi…. Makanya, teman-teman semua jangan suka meniru orang ya! Karena, sifat tidak kreatif itu buruk sekali. Oke!
If you want to give criticism or suggestions, please just comment on this post.. I'm waiting!! ;)